Memproduksi Kaca dengan Bahan Dasar atau Cullet, Lebih Untung Mana?

0
6799
Cullet (Istimewa)

Umumnya bahan dasar pembuatan kaca yang biasa digunakan adalah pasir silika, soda ash, dan caustic soda. Namun, ada produsen pembuat kaca bisa juga menggunakan cullet atau limbah kaca sebagai bahan baku untuk memproduksi kaca. Tapi kalau disuruh memilih, kira-kira lebih untung mana?

Sebelumnya mari kita bahas lebih jauh dulu tentang cullet. Cullet sendiri tak memiliki spesifikasi khusus. Maksudnya, segala macam jenis pecahan kaca disebut cullet mau berapa pun ukuran dan seperti apa bentuk pecahanya. Pecahan kaca jendela, botol, cermin, kaca mobil, gelas, atau sejenis lainnya termasuk kategori cullet.

Penggunaan cullet sejauh ini diyakini dapat lebih menghemat kebutuhan bahan baku. Menurut beberapa penelitian penggunaan 1.000 kilogram cullet dapat menggantikan 1.200 kilogram bahan baku yang terdiri dari silika, batu kapur, dan soda ash. Bahkan dengan menambahkan 10% cullet ke batch lelehan kaca yang bukan bahan baku dapat menghemat 2,5% energi.

Cullet bisa digunakan untuk produk apa?

Keberadaan cullet sebenarnya banyak kita temui pada industri massal. Fiberglass menjadi salah satu contoh produk yang menggunakan cullet sebagai bahan dasarnya. Sementara itu cullet yang tak dapat memenuhi spesifikasi pun dapat digunakan untuk aplikasi sekunder, seperti meja kaca, ubin, produk abrasif maupun filtrasi.

Penggunaan cullet juga sebenarnya banyak diaplikasikan untuk beton karena diklaim membuat beton menjadi lebih kuat dan memiliki kapasitas isolasi lebih tinggi daripada beton yang tidak menggunakan. Cullet yang digunakan untuk campuran beton ini disebut agregat kaca dan berguna untuk menggantikan batu kerikil. Agregat kaca yang dibutuhkan bahkan tak perlu memiliki spesifikasi tinggi.

Lalu, adakah perusahaan yang khusus membuat cullet?

Tentu saja sebetulnya ada beberapa perusahaan yang khusus menjual cullet. Bahkan ada juga yang merupakan pabrik kaca, tapi turut menjual limbah kacanya yang tak lolos standarisasi. Namun, tetap saja produksi cullet tak dapat dilakukan dalam jumlah besar karena umumnya mereka terbatas pada kapasitas produksi dapur. Apalagi khusus cullet hanya mengandalkan limbah kaca.

Berbeda dengan PT Indo Chemica Lestari (ICL). ICL bukan hanya menawarkan dapur produksi yang besar hingga mampu memproduksi 100 ton per hari, tetapi juga menawarkan ketersediaan stok cullet yang dibutuhkan karena memiliki tambang pasir silikanya sendiri sebagai bahan baku utama cullet. Dengan begitu, konsumen yang membutuhkan cullet tak perlu mencari ke lebih dari satu tempat. Melainkan cukup di satu pintu, yakni ICL.

Apa yang membuat ICL bisa berbeda?

  • Besarnya kapasitas dapur produksi

Kebanyakan perusahaan cullet yang ada saat ini tak mampu memenuhi tingginya permintaan karena terbatas pada besarnya dapur produksi. Padahal, perusahaan manufaktur yang membutuhkan cullet terbilang banyak.

Untunglah ICL memiliki dapur produksi dengan kapasitas terbesar saat ini. Pabrik produksi ICL yang berlokasi di Samarinda mampu menghasilkan 100 ton kebutuhan cullet per hari. Sehingga ketersediaan produk dijamin aman seberapa pun tingginya permintaan di Indonesia. Bahkan ICL masih bisa memastikan ketersediaan bagi konsumen dari luar negeri.

  • Didukung teknologi terbaik

Besarnya kapasitas dapur produksi ICL tentu saja tak bisa dilepaskan dari mumpuninya mesin dan teknologi yang digunakan. Salah satu faktornya adalah penggunaan teknologi Robotic Palletizing System yang dapat mendorong proses produksi menjadi lebih cepat, efisien, dan lebih produktif. Dengan teknologi ini ICL dapat memproduksi cullet per shift lebih banyak dibanding yang lain hingga dapat mencapai 100 ton per hari.

Selain itu, ICL melakukan treatment lebih dulu pada bahan bakar batu bara yang digunakan untuk pembakaran. ICL menyuling uap atau gas yang dihasilkan dari batu bara lebih dulu sampai bersih pada sebuah wadah lebih dulu, sebelum kemudian uap panasnya pada suhu 1.300 derajat celcius digunakan untuk meleburkan pasir silika dan soda ash. Dengan begitu kualitas silika yang dimiliki ICL tetap terjaga.

Karena seperti yang diketahui, umumnya pada produksi cullet tanpa disadari batu bara yang digunakan untuk meleburkan bahan baku tak dilakukan treatment lebih dulu sehingga asap dan partikelnya dapat memapar pasir silika dan soda ash. Alhasil kualitas cullet yang dihasilkan pun nantinya tak akan bagus.

Tentu hasilnya akan berbeda dengan yang diproduksi oleh ICL.

  • Material bahan baku terbaik

ICL bisa menjamin kualitas pasir silika yang digunakan karena memiliki tambang pasir silikanya sendiri di wilayah Samarinda. Karena tambang pasir yang dimiliki ICL memuat kandungan silika yang sangat tinggi, yakni sekitar 99,7%.

Memiliki tambang sendiri juga membuat ICL menjamin dapat memenuhi tingginya permintaan cullet yang ditargetkan mencapai target 100 ton cullet per hari.

Jadi, kesimpulan di sini, dalam memproduksi kaca entah dengan bahan baku atau cullet sama untungnya selama memilih ICL sebagai mitra bisnis. Karena ICL hadir dengan berbagai kelebihan yang sudah dijelaskan sebelumnya. ICL juga ditangani oleh para profesional yang sudah puluhan tahun menggeluti industri ini. ICL pun akan terus berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada para mitranya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here