Bagi pelaku industri di bidang sabun cuci atau deterjen, kertas, keramik hingga tekstil tentu sudah akrab dengan waterglass. Karena memang waterglass merupakan bahan dasar yang dibutuhkan oleh banyak industri dengan fungsi utama. Untuk industri tekstil misalnya, waterglass diperlukan sebagai pengikat warna.
Waterglass sendiri merupakan hasil peleburan antara pasir silika dengan soda ash (natrium karbonat, Na2CO3) yang umumnya dalam bentuk cairan atau liquid. Rasanya kita tidak perlu lagi bicara apa itu waterglass dan segala kandungannya karena sudah banyak artikel yang mengulas hal tersebut. Namun, artikel ini akan bicara solusi dari kualitas waterglass yang pas-pasan dan permintaan industri yang belum terpenuhi.
Permintaan waterglass di Indonesia sebetulnya sangat tinggi mengingat banyaknya perusahaan manufaktur yang muncul. Namun, sayangnya, produsen waterglass di Indonesia masih minim sehingga banyak pelaku industri manufaktur yang butuh akhirnya lebih memilih impor.
Ada banyak faktor yang membuat produsen waterglass di Indonesia ini sedikit, mulai dari keterbatasan bahan baku yang berkualitas baik hingga dapur produksi yang terbatas. Tidak heran kalau kemudian para pelaku industri lebih memilih mengimpor waterglass demi dapat memenuhi kuota produk daripada membeli di dalam negeri yang tak bisa memenuhi permintaan.
Proses untuk pembuatan waterglass sendiri memang tidak mudah. Paling tidak, untuk waterglass berkualitas diperlukan pasir dengan kandungan silika yang tinggi serta menggunakan teknologi mutakhir. Sementara untuk dapat memenuhi besarnya permintaan diperlukan kapasitas pabrik yang besar. Mulanya di Indonesia memang belum ada yang dapat memenuhi, tapi hal itu sudah bisa terpenuhi sejak kehadiran PT Indo Chemica Lestari (ICL).
Apa saja yang ditawarkan PT Indo Chemica Lestari?
- Ketersediaan Bahan Baku
Indonesia sejatinya memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Tak terkecuali tambang pasir silika yang merupakan bahan utama waterglass. Menyadari potensi tersebut, ICL pun memilih untuk memiliki tambang pasir silika sendiri yang saat ini berlokasi di Samarinda, Kalimantan Timur.
Memiliki tambang pasir sendiri membuat ICL dapat memenuhi tingginya permintaan waterglass tanpa perlu ketergantungan akan impor. Dengan fakta ini tentu ICL dapat memastikan jumlah ketersediaan waterglass dalam jumlah besar, sekaligus dapat lebih bersaing di harga.
Selain itu, perlu diketahui bahwa tambang pasir yang dilimiki ICL memuat kandungan silika yang sangat tinggi, yakni sekitar 99,7%. Tentu dengan kandungan sebesar itu kualitas waterglass yang dihasilkan nanti tak perlu diragukan lagi.
- Kapasitas Dapur Produksi
Produsen waterglass di Indonesia sebetulnya sudah ada dan tersebar di beberapa wilayah. Namun, sayangnya, kapasitas dapur produksi mereka tidak besar. Dampaknya terhadap klien tentu cukup besar; umumnya klien yang butuh waterglass dalam jumlah besar harus memesan di dua tempat, belum lagi ketidakpastiaan akan jumlah produksi yang diminta.
Namun berbeda dengan ICL yang memiliki dapur produksi dengan kapasitas besar. Saat ini, pabrik produksi ICL di Samarinda mampu menghasilkan 100 ton waterglass per hari. Sehingga ICL pun dapat memastikan ketersediaan produk akan tetap aman di tengah tingginya permintaan waterglass di Indonesia. Selain itu, klien yang membutuhkan waterglass dalam jumlah besar cukup memesan di satu tempat, yakni ICL.
- Teknologi Mutakhir
Teknologi mesin produksi yang dimiliki ICL bisa dibilang menjadi yang pertama dan mutakhir di Indonesia saat ini. Karena teknologi ini dapat memastikan kualitas waterglass yang dihasilkan adalah yang terbaik. Hal itu bisa dilihat dari waterglass ICL yang lebih jernih daripada waterglass dari perusahaan lain yang umumnya terlihat lebih kusam. Sama seperti semen putih dan abu-abu yang berbeda kualitas karena berbeda juga treatment-nya.
Kenapa bisa begitu?
Jawabannya ada pada proses produksi ICL yang berbeda. Umumnya produksi waterglass seperti ini:
Pasir silika dan soda ash dilebur menjadi satu, kemudian dipanaskan pada tempratur 1300 derajat celcius menggunakan uap dari batu bara. Pada proses inilah sebenarnya kualitas waterglass yang dihasilkan nantinya akan menurun. Karena pasir silika dan soda ash yang kualitasnya sudah bagus harus tercampur dengan uap dari batu bara yang kotor.
Sementara berbeda dengan ICL yang melakukan treatment lebih dulu pada bahan bakar yang digunakan. ICL akan menyuling uap atau gas yang dihasilkan dari bahan bakar hingga bersih, sebelum kemudian digunakan untuk meleburkan pasir silika dan soda ash. Dengan begitu waterglass yang dihasilkan jauh lebih baik karena tidak mengandung kotoran atau zat sisa.
Itulah berbagai pemaparan dan alasan kenapa ICL bisa menjadi pilihan tepat sebagai mitra untuk memenuhi kebutuhan waterglass Anda.
Saat ini ICL baru memproduksi waterglass liquid atau cair kepada para klien. Ditambah lagi, ke depan ICL akan membangun pabrik produksi waterglass di Tangerang dan Surabaya agar dapat lebih menghemat biaya produksi bagi klien yang berada di wilayah Jawa Barat maupun Jawa Timur.